Rabu, 03 Juni 2015

Fakta Ilmiah Hubungan Antara Waktu Shalat dengan Spektrum Warna Alam dan Tubuh Manusia

Berbicara tentang shalat, selama ini, mungkin yang hanya kita tahu adalah bahwa shalat merupakan perintah dan kewajiban bagi orang muslim. Salah satu cara seorang muslim untuk berkomunikasi langsung dengan Sang Pencipta (Allah SWT). Allah juga telah menentukan waktu-waktu dari shalat tersebut.
"Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya, atas orang-orang yang beriman." (Q.S An-Nisa : 103)
Tapi tahukah kita semua, bahwa Allah tidak pernah menetapkan segala sesuatunya hanya sia-sia. Di balik wajibnya melaksanakan shalat, ternyata terkandung banyak sekali hikmah yang bisa kita dapatkan, dilihat dari faktor kesehatan, ilmu pengetahuan, psikologi, dan lain-lain. Setiap perpindahan / peralihan waktu shalat sebenarnya bersamaan dengan terjadinya perubahan tenaga alam yang bisa diukur dan diserap melalui perubahan warna alam semesta.


Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. H. Osly Rachman, dan hasilnya telah dibukukan dengan judul "The Science Of Shalat" . Buku itu mencoba mengupas keajaiban shalat dilihat dari perubahan energi alam yang diukur dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Ternyata waktu shalat itu sumber energi cahaya Ilahi, karena saat shalat terjadi interaksi hamba dengan Tuhannya yang merubah energi spektrum warna alam menjadi cahaya Nurullah di dalam diri.


1. Waktu Shubuh (Rezeki dan Kesehatan)


Alam berada pada spektrum warna biru muda (Ch-5) dengan spektral 450-495 nm yang bersesuaian dengan frekuensi Tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (salah satu dari ilmu Biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan), tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rezeki dan cara berkomunikasi.
Mereka yang sering tertinggal waktu Shubuh nya ataupun terlewat secara berulang kali karena tidur, maka lama kelamaan akan menghadapi masalah komunikasi dan rezeki. Masalah komunikasi berhubungan dengan hambatan mental untuk mengkomunikasikan keinginan kepada lingkungan sekitar. Sedangkan masalah rezeki berhubungan dengan kesulitan pada tahapan menemukan, membuka, dan memproses peluang rezeki. Mengapa? Hal ini terjadi karena energi alam pada spektral Ch-5 tidak dapat diserap oleh tiroid saat roh dan jasad dalam keadaan tertidur.
Disamping itu, studi "bioritmik" tubuh, kualitas "ether" dalam energi kosmik mencapai kadar "pure" dan maksimum pada waktu Shubuh (antara jam 3 sampai jam 5 pagi). Energi ini menyatu dalam udara yang kita hirup saat bernafas secara "sadar". Mereka yang terbiasa melewatkan waktu ini, akan kehilangan daya vitalitas untuk stamina dan semangat hidup.
Disini juga dapat kita temukan rahasia diperintahkan shalat diawal waktu. Saat adzan Shubuh, energi alam pada waktu itu berada pada tingkat optimal. Energi inilah yang akan diserap oleh tubuh melalui konsep resonan pada waktu rukuk dan sujud. Jadi mereka yang terlewat waktu Shubuh nya, sebenarnya sudah mendapat tenaga yang tidak optimal lagi.


2. Waktu Dhuha (Pertumbuhan)


Spektrum alam selanjutnya berubah dari warna biru (Ch-5) menuju warna hijau (Ch-4) dengan spektral 495-570 nm pada saat Dhuha. Rahasia spektral ini berhubungan dengan proses pertumbuhan dan ketekunan. Seseorang yang melewatkan waktu ini, dia akan mengalami kesulitan untuk proses tumbuh kembang pada hubungan intrapersonal maupun interpersonal.


3. Waktu Dzuhur (Keceriaan)



Kemudian ketika adzan Dzuhur berkumandang, spektrum warna hijau (Ch-4) bergerak menjadi warna kuning (Ch-3) dengan spektral 570-590 nm. Spektrum ini menyatu dengan frekuensi jantung berpengaruh pada sistem kardiovaskular. Spektrum ini juga berpengaruh terhadap perut, hati, dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Spektral Ch-3 berkaitan dengan keceriaan dan kecerdasan. Jika seseorang sering melewatkan waktu ini, maka dia akan kesulitan untuk merasakan dan mengekspresikan kegembiraan serta melemahnya daya pikir dan memorik. Jadi mereka yang selalu tertinggal / terlewat Dzuhur nya berulang-ulang kali dalam hidupnya, akan mengalami masalah di perut  dan hilang sifat cerianya.


4. Waktu Ashar (Kreatifitas)



Ketika Ashar tiba, spektrum alam akan berubah menjadi warna jingga (Ch-2) dengan spektral 590-620 nm. Spektral ini menyatu dengan frekuensi prostat (kelenjar eksorin pada pria, fungsi utamanya adalah untuk mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian dari air mani), uterus (rahim wanita), ovari (kelenjar kelamin wanita), dan testis (kelenjar kelamin pria) yang melingkupi sistem reproduksi. Rahasia spektral Ch-2 adalah reproduksi dan kreatifitas. Jika seseorang sering melewatkan waktu ini, maka dia akan kesulitan berfikir kreatif dan dimungkinkan munculnya masalah reproduksi. Orang yang kerap tertinggal Ashar akan hilang daya kreatifitasnya dan lebih malang lagi jika pada waktu Ashar, jasad dan roh seseorang ini terpisah (keadaan tertidur). Dan jangan lupa, tenaga pada waktu Ashar ini amat dibutuhkan organ reproduksi kita.


5. Waktu Maghrib (Keyakinan)



Menjelang waktu Maghrib, spektrum alam berubah ke warna merah (Ch-1) dengan spektral 620-750 nm. Di waktu ini kita sering dinasehati oleh orang tua agar tidak berada di luar rumah. Hal ini terjadi karena spektrum merah Ch-1 beresonansi dengan frekuensi jin dan iblis, artinya makhluk etherik ini mendapatkan tambahan "daya" dari energi Ch-1. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan melaksanakan shalat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini, banyak "interferensi" atau tumpang tindihnya dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang dapat mengelirukan penglihatan kita.
Jika seseorang sering melewatkan waktu ini, maka dirinya akan mudah mengalami ketidakstabilan emosi, motivasi, dan keyakinan hidup.


6. Waktu Isya (Ketentraman dan Kedamaian)



Apabila waktu Isya telah tiba, maka spektrum alam berubah ke warna indigo atau hitam (Ch-6) dengan spektral 380-420 nm, dan selanjutnya memasuki fase kegelapan. Waktu Isya ini menyimpan rahasia ketentraman dan kedamaian dimana frekuensinya bersamaan dengan sistem limbik dan hemisfer otak. Mereka yang sering ketinggalan Isya nya, maka dirinya akan selalu berada dalam kegelisahan.
Ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk merehatkan tubuh kita, dan sebetulnya inilah waktu tidur dalam Islam. Dengan tidur di waktu tersebut, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi di bawah 4 Hz, dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat.


7. Waktu Tahajud (Spiritual / Spektrum Terbaik)



Selepas tengah malam, spektral mulai bersinar kembali denga warna putih kemudian merah jambu dan selanjutnya warna ungu (Ch-7) dengan spektral 420-450 nm. Spektral ini menyatu dengan frekuensi kelenjar Pineal (otak kecil), Pituitary (bawah otak), Thalamus (pusat integrasi dan saluran sensori ke korteks serta cerebellum atau pengatur koordinasi gerak, Hypothalamus (pengatur syaraf, hormon, pembangun hasrat, dan temperatur tubuh).
Tubuh seharusnya bangkit kembali pada waktu ini, dan dalam Islam waktu ini disebut Qiamullail (sepertiga akhir malam). Pada waktu lepas malam sekitar jam 2 (sepertiga malam), maka spektrum alam menjadi warna putih teranf. Terus berkilauan seperti intan berlian yang dibalut cahaya cincin ungu dan merah jambu. Inilah waktunya Tahajud (shalat malam) sebagai spektrum warna terbaik yaitu putih. Disinilah puncak tenaga energi alam yang terkuat yang langsung berhubungan dengan energi terdekat pada Cahaya Ilahi (Nurullah).

Baginda Rasulullah SAW bersabda :
"Allah SWT turun ke langit dunia pada setiap malam, yaitu ketika sepertiga malam terakhir."
 kemudian Allah SWT berfirman :
"Barang siapa berdoa kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan, barang siapa meminta kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan, dan barang siapa memohon ampun kepada-Ku, niscaya akan aku ampuni."


Demikianlah ringkas hubungan antara waktu shalat dengan spektrum alam semesta dan tubuh manusia. Setelah mengetahui informasi diatas, masih akankah kita umat Muslim lalai dan menunda-nunda dalam shalat? Shalat di awal waktu akan membuat tubuh dan jiwa kita menjadi sehat. Kita sebagai umat Muslim sepatutnya bersyukur karena telah dikaruniai perintah shalat oleh Allah SWT, sehingga apabila dilaksanakan sesuai aturan, maka secara tidak sadar kita telah menyerap tenaga dari alam semesta yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan jiwa kita. Hal ini mungkin belum pernah terfikir oleh kita sebelumnya.

Wallahu'alam Bishawwab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar